Banyak hadits shahih yang menunjukkan akan munculnya Al-Mahdi ini. Di antaranya ada hadits-hadits yang secara eksplisit menyebutkan Al-Mahdi dan ada pula yang hanya menyebut sifat-sifat atau identifikasinya saja. Di sini akan kami sebutkan beberapa hadits saja yang kami pandang sudah cukup untuk menunjukkan akan munculnya Al-Mahdi pada akhir zaman yang merupakan salah satu tanda sudah dekatnya hari kiamat.
[1]. Dari Abu Sa'id Al-Khudri
Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Pada masa akhir umatku akan muncul Al-Mahdi. Pada waktu itu
Allah me-nurunkan banyak hujan, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan
banyak harta (penghasilan), banyak ternak, umat menjadi mulia, dan dia hidup
selama tujuh atau delapan tahun." [Mustadrak Al-Hakim 4: 557-558, dan ia
berkata, "Ini adalah hadits yang shahih isnadnya, tetapi Bukhari dan
Muslim tidak meriwayatkannya." Dan Adz-Dzahabi menyetujui pendapat
Al-Hakim ini. Al-Albani berkata, "Ini adalah sanad yang shahih yang
perawi-perawinya terpecaya.” Silsilatul-Ahaditsish-Shalihah 2:336,
hadits no. 711. Dan periksa risalah (Thesis) Abdul Alim” Ahaditsul
Mahdi Fi Mizanil-Jarhi wat-Ta’dil” halaman 127-128]
[2]. Juga diriwayatkan dari Abu
Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Artinya
: Aku sampaikan kabar gembira kepada kalian dengan datangnya Al-Mahdi yang akan
diutus (ke tengah-tengah manusia) ketika manusia sedang dilanda perselisihan
dan kegoncangan-kegoncangan, dia akan memenuhi bumi dengan kejujuran dan
keadilan sebagaimana sebelumnnya bumi dipenuhi dengan penganiayaan dan
kezhaliman. Seluruh penduduk langit dan bumi menyukainya, dan dia akan
membagi-bagikan kekayaan secara tepat (merata)." Lalu ada seseorang yang
bertanya kepada beliau, "Apakah yang dimaksud dengan shihah (tepat)
?" Beliau menjawab, "Merata di antara manusia."
Dan selanjutnya beliau bersabda,
"Dan Allah akan memenuhi hati umat Muhammad saw dengan kekayaan
(kepuasan), dan meratakan keadilan kepada mereka seraya memerintahkan seorang
penyeru untuk menyerukan: 'Siapakah yang membutuhkan harta? Maka tidak ada
seorang pun yang berdiri kecuali satu, lalu Al-Mahdi berkata, "Datanglah
kepada bendahara dan katakan kepadanya, 'Sesungguhnya Al-Mahdi menyuruhmu
memberi uang. 'Kemudian bendahara berkata, 'Ambillah sedikit'' Sehingga setelah
dibawanya ke kamarnya, dia menyesal seraya berkata, 'Saya adalah umat Muhammad
yang hatinya paling rakus. atau saya tidak mampu mencapai apa yang mereka
capai' Lalu ia mengembalikan uang (harta) tersebut, tetapi ditolak seraya
dikatakan kepadanya, 'Kami tidak mengambil kembali apa yang telah kami
berikan.'
Begitulah kondisinya waktu itu
yang berlangsung selama tujuh, delapan, atau sembilan tahun. Kemudian tidak ada
kebaikan lagi dalam kehidupan sesudah itu. " [Musnad Ahmad 3: 37.
Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan lainnya secara ringkas,
dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan berbagai sanad, juga diriwayatkan oleh
Abu Ya’la dengan ringkas dan perawi-perawinya terpecaya.”
Majma’uz Zawaid 7: 313:314. Dan periksalah "Aqidatu ahlis-Sunnah
wal-Atsar fi Al-Mahdi Al-Muntazhar" halaman 177 karya Syekh Abdul Muhsin
Al-'Abbad)].
Hadits ini menunjukkan bahwa
setelah kematian Al-Mahdi akan muncul keburukan dan muncul fitnah-fitnah yang
besar.
[3]. Dari Ali Radhiyallahu 'anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Al-Mahdi itu dari golongan kami, ahli bait. Allah memperbaikinya dalam satu malam. " [Musnad Ahmad 2: 58 hadits nomor 645 dengan tahqiq Ahmad Syakir yang mengatakan. "Isnadnya shahih." Dan Sunan Ibnu Majah 2:1367. Hadits ini juga dishahkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 6: 22 hadits nomor 6611].
Ibnu Katsir berkata, "Allah menerima taubatnya dan memberinya taufiq, memberinya ilham dan bimbingan setelah sebelumnya tidak demikian." [An-Nihayah fil-Fitan wal-Malahim 1: 29) dengan tahqiq DR. Thaha Zaini]'
[4]. Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
[3]. Dari Ali Radhiyallahu 'anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Al-Mahdi itu dari golongan kami, ahli bait. Allah memperbaikinya dalam satu malam. " [Musnad Ahmad 2: 58 hadits nomor 645 dengan tahqiq Ahmad Syakir yang mengatakan. "Isnadnya shahih." Dan Sunan Ibnu Majah 2:1367. Hadits ini juga dishahkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 6: 22 hadits nomor 6611].
Ibnu Katsir berkata, "Allah menerima taubatnya dan memberinya taufiq, memberinya ilham dan bimbingan setelah sebelumnya tidak demikian." [An-Nihayah fil-Fitan wal-Malahim 1: 29) dengan tahqiq DR. Thaha Zaini]'
[4]. Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Al-Mahdi itu dari keturunanku, lebar dahinya dan mancung
hidungnya. la memenuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana
sebelumnya bumi dipenuhi dengan kezhaliman dan penganiayaan.. la berkuasa
selama tujuh tahun."
[Sunan Abu Daud, Kitab Al-Mahdi 11: 375 hadits nomor
4265. Mustadrak Al-Hakim 4: 557 dan dia berkata, "Ini adalah hadits shahih
menurut syarat Muslim, tetapi beliau berdua (Bukhari dan Muslim) tidak
meriwayatkannya." Adz-Dzahabi berkata. "lmran, salah seorang
perawinya, adalah dha'if dan Muslim tidak meriwayatkan haditsnya." Dan
mengenai sanad Abi Daud, Al-Mundziri berkata, "Di dalam sanadnya terdapat
Imran Al-Qaththan, yaitu Abul 'Awwam Imran bin Dawur Al-Qaththan Al-Bishri,
Al-Bukhari menjadikan haditsnya sebagai syahid. dan dia dianggap kepercayaan
oleh Affan bin Muslim dan Yahya bin Sa'id Al-Qaththan memujinya dengan baik.
Tetapi dia dilemahkan oleh Yahya bin Ma'in dan Nasa'i." (Aunul Ma'bud 11:
37). Adz-Dzahabi berkata dalam Mizanul I'tidal, "Ahmad berkata, 'Saya
berharap dia itu baik haditsnya.' Abu Daud berkata, 'Dha'if.' (mizanul I'tidal
3: 26). Ibnu Hajar berkata mengenai Imran, "Dia itu jujur tetapi tertuduh
berfaham Khawarij. " (Taqribut-Tahdzib 2: 83). Dan Ibnul Qayyim
mengomentari sanadnya Abu Daud demikian. "Jayyid (bagus). "
(Al-Manarul Munif: 144 dengan tahqiq Syeh Abdul Fattah Abu Ghadah). Al-Albani
berkata, "Isnadnya hassan. " (Shahih Al-Jami'ush Shaghir 6: 22-23
hadits nomor 6612)].
[5]. Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'anha, ia
berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda :
“Artinya : Al –Mahdi itu keturunanku, dari anak cucu Fatimah.” [Sunan Abi Daud : 373; Sunan Ibnu Majah 2: 1368. Al-Albani berkata dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir 6: 22 nomor 6610. "Shahih." Dan periksalah Risalah / Thesis Abdul’Alim tentang "Al-Mahdi" halaman 160].
“Artinya : Al –Mahdi itu keturunanku, dari anak cucu Fatimah.” [Sunan Abi Daud : 373; Sunan Ibnu Majah 2: 1368. Al-Albani berkata dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir 6: 22 nomor 6610. "Shahih." Dan periksalah Risalah / Thesis Abdul’Alim tentang "Al-Mahdi" halaman 160].
[6]. Dari Jabir Radhiyallahu
'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Isa bin Maryam akan turun, lalu pemimpin mereka, Al-Mahdi, berkata. 'Marilah shalat bersama kami! ’Isa menjawab, Tidak! Sesungguhnya sebagian mereka menjadi amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain sebagai penghormatan dari Allah kepada umat ini. '" [Hadits Riwayat Al-Harits bin Abu Usamah dalam musnadnya seperti disebutkan dalam Al-Manarul Munif karya Ibnul Qayyim halaman 147-148, dan diriwayatkan dalam kitab Al-Hawi fi Al-Fatawa karya As-Suyuthi 2: 64. Ibnul Qayyim berkata, "Hadits ini isnadnya jayyid (bagus). " Dan dishahkan oleh Abdul 'Alim dalam Risalahnya tentang Al-Mahdi halaman 144].
"Artinya : Isa bin Maryam akan turun, lalu pemimpin mereka, Al-Mahdi, berkata. 'Marilah shalat bersama kami! ’Isa menjawab, Tidak! Sesungguhnya sebagian mereka menjadi amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain sebagai penghormatan dari Allah kepada umat ini. '" [Hadits Riwayat Al-Harits bin Abu Usamah dalam musnadnya seperti disebutkan dalam Al-Manarul Munif karya Ibnul Qayyim halaman 147-148, dan diriwayatkan dalam kitab Al-Hawi fi Al-Fatawa karya As-Suyuthi 2: 64. Ibnul Qayyim berkata, "Hadits ini isnadnya jayyid (bagus). " Dan dishahkan oleh Abdul 'Alim dalam Risalahnya tentang Al-Mahdi halaman 144].
[7]. Dari Abi Sa'id Al-Khudri
Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah sShallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
"Artinya : Dari antara keturunan kami akan ada orang yang Isa Ibnu Maryam melakukan shalat di belakangnya. " [Riwayat Abu Nu’aim dalam Akhbaril Mahdi sebagaimana dikatakan oleh As-Suyuthi dalam Al-Hawi 2: 64, dan dia memberi tanda dha'if, demikian pula Al-Munawi dalam Faidhul Qadir 6: 17. Al-Albani berkata, Shahih. Periksa: Shahih Al-Jami’ush Shaghir 5: 219 hadits nomor 5796. Abdul 'Alim mengatakan di dalam risalah nya, isnadnya hasan karena syahid-syahidnya." Periksa Risalah/Thesis Abdul 'Alim halaman 241].
"Artinya : Dari antara keturunan kami akan ada orang yang Isa Ibnu Maryam melakukan shalat di belakangnya. " [Riwayat Abu Nu’aim dalam Akhbaril Mahdi sebagaimana dikatakan oleh As-Suyuthi dalam Al-Hawi 2: 64, dan dia memberi tanda dha'if, demikian pula Al-Munawi dalam Faidhul Qadir 6: 17. Al-Albani berkata, Shahih. Periksa: Shahih Al-Jami’ush Shaghir 5: 219 hadits nomor 5796. Abdul 'Alim mengatakan di dalam risalah nya, isnadnya hasan karena syahid-syahidnya." Periksa Risalah/Thesis Abdul 'Alim halaman 241].
[8]. Dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu
'anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Tidaklah dunia akan lenyap sehingga negeri Arab dikuasai oleh seorang laki-laki dari ahli baitku (keluarga rumahku) yang namanya sama dengan namaku.
"Artinya : Tidaklah dunia akan lenyap sehingga negeri Arab dikuasai oleh seorang laki-laki dari ahli baitku (keluarga rumahku) yang namanya sama dengan namaku.
[Musnad Ahmad 5: 199 hadits nomor 3573 dengan
tahqiq Ahmad Syakir, dia berkata Isnadnya shahih.Dan
Tirmidzi 6:485, dan dia berkata, "Ini adalah hadist hasan shahih. '' Dan
Sunan Abu Daud 11: 371]
Dan dalam riwayat disebutkan
dengan lafal: "Namanya sama dengan
namaku dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku. " [Sunan Abi Daud 11:
370. Al-Albani berkata, "Shahih. " (Shahih Al-Jami'ush Shaghir 5:
70-71, hadits nomor 5180). Dan periksa pula Risalah Abdul 'Alim tentang
al-Mahdi halaman 202]
AL-MAHDI, NAMANYA SIFAT-SIFATNYA DAN TEMPAT KELUARNYA
Pada akhir zaman akan keluar
seorang laki-laki dari golongan Ahlul-Bait (keturunan Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam) dan Allah mengokohkan Dinnul Islam dengannya pada saat itu.
Dia berkuasa selama tujuh tahun. Pada waktu itu dia memenuhi bumi dengan
keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kelaliman dan kezhaliman. Pada
masanya umat manusia merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya;
bumi rnengeluarkan tumbuh-tumbuhan, langit menurunkan hujan, dan memberikan
penghasilan (kekayaan) yang tak terhitung banyaknya.
lbnu Katsir rahimahullah berkata,
"Pada waktu itu banyak buah-buahan, tanam-tanaman subur, harta melimpah,
kekuasaan berjalan dengan baik, agama berdiri tegak, permusuhan sirna. dan
kebaikan bersemarak." [An-Nihayah Fil-Fitan wal-Ma-lahim 1:31 dengan
tahqiq DR. Thaha Zaini]
NAMANYA
DAN SIFAT-SIFATNYA
Laki-laki ini namanya seperti nama
Rasulullah saw, dan nama ayahnya seperti nama ayah Rasulullah saw. Maka dia
bernama Muhammad atau Ahmad bin Abdullah. Dia berasal dari keturunan Fatimah
binti Rasulullah Saw, dari anak cucu Hasan bin Ali Radhiyallahu 'anhu.
Ibnu Katsir berkata tentang
Al-Mahdi, "Dia bernama Muhammad bin Abdullah Al-Alawi Al-Fathimi al-Hasani
radhiyallahu 'anhu." [Ibid, halamann 29].
Dan sifat-sifat tubuhnya antara
lain mukanya lebar dan hidungnya mancung.
TEMPAT
KELUARNYA
Al-Mahdi akan muncul dari arah
(kawasan) timur. Dalam sebuah hadits dari Tsauban ra, ia berkata: Rasulullah
saw bersabda: "Akan berperang tiga
orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tak
seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah
bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu
pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu. " Kemudian
beliau Saw menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda: "Maka
jika kamu melihatnya, berbai'atlah walaupun dengan merangkak di atas salju,
karena dia adalah khalifah Allah “Al-Mahdi”. "[1]
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
"Yang dimaksud dengan perbendaharaan didalam hadits ini ialah
perbendaharaan Ka'bah. Akan ada tiga orang putera khalifah (ia berperang di
sisinya untuk memperebutkannya hingga datangnya akhir zaman, lalu keluarlah
Al-Mahdi yang akan muncul dari negeri Timur, bukan dari dalam bangunan di bawah
tanah Samira seperti anggapan orang-orang Rafidhah yang jahil bahwa Al-.Mahdi
sekarang berada di sana
dan mereka menanti keluarnya pada akhir zaman. Anggapan semacam ini merupakan
igauan yang hina dari syetan, karena tidak ada dalil dan keterangannya sama
sekali baik dari Al-Qur'an maupun As-Sunnah, dari perkataan atau pemikiran
orang sehat maupun dari istihsam."
Selanjutnya beliau mengatakan,
"Dan beliau dikukuhkan oleh penduduk masyriq (kawasan timur) yang
membantunya, menegakkan kekuasaannya, dan membangun pilar-pilarnya, dan bendera
mereka juga berwarna hitam, yaitu warna yang melambangkan sikap merendahkan
diri, karena bendera Rasulullah saw juga berwarna hitam yang diberi nama
Al-'Uqab.... Maksudnya, bahwa Al-Mahdi yang terpuji dan dijanjikan akan muncul
pada akhir zaman, kemunculannya adalah dari wilayah timur dan dia dibai'at di
sisi Baitullah sebagaimana ditunjuki oleh beberapa hadits. "[2]
____________________________________________________________________________
Foote Note
Foote Note
[1]. Sunan Ibnu Majah, Kitabul
Fitan, Bab Khurujil Mahdi 2: 1467; Mustadrak Al-Hakim 4: 463-464. Dan dia
berkata, "Ini adalah hadits shahih menurut syarat Syaikhain."
Perkataan Hakim ini juga disetujui oleh adz-Dzahabi.
Ibnu Katsir berkata. "Ini adalah isnad yang kuat lagi shahih." (An Nihayah fil Fitan 1: 29 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini).
Al-Albani berkata, "Hadits ini shahih maknanya, tanpa perkataan: "Karena dia khalifah Allah Al-Mahdi". Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari jalan Alqamah dari Ibnu Mas'ud secara marfu' seperti riwayat Utsman yang kedua, dan isnadnya hasan, tetapi tanpa perkataan "khalifah" (khalifah / pengganti Allah). Dan tambahan "khalifatullah" ini tidak dimiliki jalan yang shahih serta tidak memiliki syahid (hadits yang senada yang diriwayatkan dari orang lain); karena itu tambahan tersebut adalah munkar. Dan di antara kemungkarannya ialah bahwa di dalam syara' tidak boleh dikatakan ada khalifah Allah, karena kemungkinan orang tersebut berbuat keliru, padahal tidak layak bagi Allah kekurangan dan kelemahan.
Ibnu Katsir berkata. "Ini adalah isnad yang kuat lagi shahih." (An Nihayah fil Fitan 1: 29 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini).
Al-Albani berkata, "Hadits ini shahih maknanya, tanpa perkataan: "Karena dia khalifah Allah Al-Mahdi". Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari jalan Alqamah dari Ibnu Mas'ud secara marfu' seperti riwayat Utsman yang kedua, dan isnadnya hasan, tetapi tanpa perkataan "khalifah" (khalifah / pengganti Allah). Dan tambahan "khalifatullah" ini tidak dimiliki jalan yang shahih serta tidak memiliki syahid (hadits yang senada yang diriwayatkan dari orang lain); karena itu tambahan tersebut adalah munkar. Dan di antara kemungkarannya ialah bahwa di dalam syara' tidak boleh dikatakan ada khalifah Allah, karena kemungkinan orang tersebut berbuat keliru, padahal tidak layak bagi Allah kekurangan dan kelemahan.
Kemudian dikutip dari Fatawa
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengenai penolakan beliau terhadap orang yang
mengatakan bahwa khalifah itu sebagai wakil Allah Ta'ala, karena tidak laik
bagi Dia memiliki khalifah (wakil / pengganti), sebab Dia adalah Maha Hidup,
Maha Menyaksikan, Maha Melindungi, Berdiri Sendiri, Yang Mengawasi, Maha
Pemelihara, Maha Kaya dan tidak membutuhkan alam semesta. Sedang khalifah itu
ada karena yang digantikan itu mati atau lenyap, sedangkan Allah Maha Suci dari
semua itu." (Vide: Silsilatul Ahaditsih-Dha'ifah wal-Maudhu'ah 1: 119-121,
hadits nomor 85).
[2]. An Nihayah fil Fitan wal-Malahim 1: 29-30. Syekh Abdul Alim Abdul Azhim membicarakan hadits-hadits Al-Mahdi secara panjang lebar dalam thesis beliau untuk memperoleh gelar Magister yang berjudul "Al-Ahaditsul Waridah fil Mahdi fi Mizanil Jarh wat Ta'dil". Dalam thesis ini beliau menyebutkan orang-orang yang meriwayatkan hadits-hadits tersebut beserta perkataan para ulama mengenai isnad masing-masing hadits beserta keputusannya dan kesimpulannya.
Barangsiapa yang ingin mengetahui secara luas dipersilahkan membaca thesis tersebut, karena ia merupakan pembahasan paling luas mengenai hadits-hadits Al-Mahdi sebagaimana dikatakan oleh Syekh Abdul Muhsin Al-'Abbad dalam majalah al-Jami'ah Al- Islamiyyah nomor 45 halaman 323.
Dalam thesis tersebut beliau menyebutkan ada
hadits-hadits marfu' dan atsar-atsar sahabat dan lainnya tentang Al-Mahdi ini
sebanyak 336 riwayat. Di antaranya terdapat tiga puluh dua hadits dan sebelas
atsar yang berkedudukan diantara shahih dan hasan. Yang menyebutkan Al-Mahdi
secara eksplisit sebanyak 9 hadits dan 6 atsar, dan sisanya hanya menyebutkan
identifikasinya.
Banyak al-Huffazh yang mengesahkan
hadits-hadits Al-Mahdi ini, antara lain Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam
kitabnya "Minhajus Sunnah fi Naqdhi Kalamisy Syi'ah wal Qadariyyah"
4: 211, dan al-'Allamah Ibnu Qayyim dalam kitabnya "Al-Manarul Munif fish
Shahih wadh-Dha’if" halaman 142 dan seterusnya dengan tahqiq
Syekh Abdul Fattah Abu Ghadah, serta dishahkan oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam
kitabnya "An-Nihayah fil-Fitan wal-Malahim" 1: 24-32 dengan tahqiq
DR. Thaha Zaini. Juga dishahkan oleh ulama- ulama lain sebagaimana akan kami
sebutkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambahkan komentar anda dengan santun