Rabu, 27 Mei 2015

Lau Kaana Khairan Lasabaquuna Ilaihi

Sebuah perkataan yang sangat indah dan maknanya sangat besar yang seringkali dibawakan juga oleh para ulama baik secara lisan maupun tulisan, yaitu:


لَوْ كَانَ خَيْرًا لَسَبَقُوْنَا إِلَيْهِ

“Kalau sekirannya perbuatan itu baik tentulah para sahabat telah mendahului kita dalam mengamalkannya.”
Di antara ulama yang mengucapkan perkataan ini adalah Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah di dalam tafsirnya, ketika menafsirkan Surat An-Najm ayat 38 dan 39. Allah Ta’ala berfirman:





أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى، وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى

“(Yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS An-Najm [53]: 38-39)
Dari ayat yang mulia ini, Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah bersama ulama yang mengikutinya dari kalangan Madzhab Syafi’i telah mengeluarkan sebuah hukum dan keputusan yang menyatakan bahwa bacaan Al-Quran tidak akan sampai hadiah pahalanya kepada orang yang telah mati. Hal itu karena bacaan itu bukan termasuk dari amal dan usaha mereka.
Oleh karena itu pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mensyariatkan umatnya untuk menghadiahkan bacaan Al-Quran kepada orang yang telah mati, dan tidak pula pernah menggemakannya atau memberikan petunjuk kepada mereka baik itu dengan nash dalil secara langsung maupun dengan isyarat. Dan tidak pernah dinukil dari seorang pun di antara para sahabat bahwa mereka pernah mengirimkan bacaan Al-Quran kepada orang yang telah mati.

Ayo kita simak video ceramah agar kita dapat mengetahui lebih baik tentang Islam sekaligus menjadikan (pengetahuan) Islam kita lebih baik, insya Allah.

Klik link dibawah ini!
VIDEO Lau Kaana Khairan Lasabaquuna Ilaihi Bagian ke -1
VIDEO Lau Kaana Khairan Lasabaquuna Ilaihi Bagian ke -2