Adab Islam

Adab-Adab Dalam Islam

1. Larangan memakai nama julukan Abul Qasim selain Rasulullah dan menerangkan nama-nama yang dianjurkan
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Seseorang menyapa temannya di Baqi: Hai Abul Qasim! Rasulullah saw. berpaling kepada si penyapa. Orang itu segera berkata: Ya Rasulullah saw, aku tidak bermaksud memanggilmu. Yang kupanggil adalah si Fulan. Rasulullah saw. bersabda: Kalian boleh memberi nama dengan namaku, tapi jangan memberikan julukan dengan julukanku. (Shahih Muslim No.3974)
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Seseorang di antara kami mempunyai anak. Ia menamainya dengan nama Muhammad. Orang-orang berkata kepadanya: Kami tidak akan membiarkanmu memberi nama Rasulullah saw. Orang itu berangkat membawa anaknya yang ia gendong di atas punggungnya untuk menemui Rasulullah saw. Setelah sampai di hadapan Rasulullah saw. ia berkata: Ya Rasulullah! Anakku ini lahir lalu aku memberinya nama Muhammad. Tetapi, orang-orang berkata kepadaku: Kami tidak akan membiarkanmu memberi nama dengan nama Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda: Kalian boleh memberikan nama dengan namaku, tetapi jangan memberi julukan dengan julukanku. Karena, akulah Qasim, aku membagi di antara kalian. (Shahih Muslim No.3976)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Abul Qasim, Rasulullah saw. bersabda: Berikanlah nama dengan namaku, tetapi jangan memberikan julukan dengan julukanku. (Shahih Muslim No.3981)

2. Sunah merubah nama buruk menjadi nama yang baik, mengubah nama Barrah menjadi Zainab, Juwairiyah dan sebagainya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Semula nama Zainab adalah Barrah. Orang mengatakan, ia membersihkan dirinya. Lalu Rasulullah saw. memberinya nama Zainab. (Shahih Muslim No.3990)

3. Haram hukumnya menamakan dengan Malikul Amlak dan Malikul Muluk (Raja Diraja)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Nama yang paling jelek di sisi Allah adalah seorang yang bernama Malikul Muluk. Ibnu Abu Syaibah menambahkan dalam riwayatnya: Tidak ada malik (raja) kecuali Allah Taala.. (Shahih Muslim No.3993)

4. Sunah mentahnik (mengolesi mulut dengan makanan manis) anak yang baru lahir dan membawanya kepada orang yang saleh agar mentahniknya, boleh memberi nama pada hari kelahirannya, sunah memberi nama dengan Abdullah, Ibrahim dan nama-nama para nabi yang lain
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Anakku lahir, lalu aku membawanya kepada Nabi saw., beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya (mengolesi mulutnya) dengan kurma. (Shahih Muslim No.3997)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Asma binti Abu Bakar ra. keluar pada waktu hijrah saat ia sedang mengandung Abdullah bin Zubair. Ketika sampai di Quba', ia melahirkan Abdullah di Quba'. Setelah melahirkan, ia keluar menemui Rasulullah saw. agar beliau mentahnik si bayi. Rasulullah saw. mengambil si bayi darinya dan beliau meletakkannya di pangkuan beliau. Kemudian beliau meminta kurma. Aisyah ra. berkata: Kami harus mencari sebentar sebelum mendapatkannya. Beliau mengunyah kurma itu lalu memberikannya ke mulut bayi sehingga yang pertama-tama masuk ke perutnya adalah kunyahan Rasulullah saw. Selanjutnya Asma berkata: Kemudian Rasulullah saw. mengusap bayi, mendoakan dan memberinya nama Abdullah. Tatkala anak itu berumur tujuh atau delapan tahun, ia datang untuk berbaiat kepada Rasulullah saw. Ayahnya, Zubair yang memerintahkan demikian. Rasulullah saw. tersenyum saat melihat anak itu menghadap beliau. Kemudian ia membaiat beliau. (Shahih Muslim No.3998)
Hadis riwayat Aisyah ra. bahwa:
Rasulullah saw. dibawakan seorang bayi lalu beliau memberkatinya dan mentahniknya. (Shahih Muslim No.4000)
Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata:
Al-Mundzir bin Abu Usaid, ketika baru dilahirkan, dibawa menghadap Rasulullah saw. Beliau meletakkan di pangkuannya sedangkan Abu Usaid duduk. Lalu perhatian Nabi saw. tercurah pada sesuatu di depan beliau. Maka Abu Usaid menyuruh seseorang mengangkat anaknya dari atas paha Rasulullah saw. dan memindahkannya. Ketika Rasulullah saw. tersadar, beliau bertanya: Mana anak itu? Abu Usaid menjawab: Kami memindahkannya, ya Rasulullah saw. Rasulullah saw. bertanya: Siapa namanya? Abu Usaid menjawab: Fulan, ya Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda: Tidak, tetapi namanya adalah Mundzir. Jadi, pada hari itu, Rasulullah saw. memberinya nama Mundzir. (Shahih Muslim No.4002)

5. Boleh seseorang memanggil anak orang lain dengan ya bunayya (wahai anakku), dan disunatan hal itu untuk berkasih-sayang
Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra., ia berkata:
Tak seorang pun bertanya tentang Dajjal kepada Rasulullah saw. lebih banyak dari pertanyaanku kepada beliau dalam persoalan itu. Maka beliau bersabda: Wahai anakku! Apa yang membuatmu berpayah-payah memikirkannya? Sesungguhnya ia (Dajjal) tidak bakal membahayakanmu. Aku (Mughirah) berkata: Orang-orang beranggapan, bahwa ia akan memiliki sungai-sungai air dan gunung-gunung roti. Rasulullah saw. bersabda: Yang lebih dari itu, sangat mudah bagi Allah. (Shahih Muslim No.4005)

6. Meminta izin
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Aku sedang duduk dalam majlis orang-orang Ansar di Madinah lalu tiba-tiba Abu Musa ra. datang dengan ketakutan. Kami bertanya: Kenapa engkau? Ia menjawab: Umar menyuruhku untuk datang kepadanya. Aku pun datang. Di depan pintunya, aku mengucap salam tiga kali tetapi tidak ada jawaban, maka aku kembali. Tetapi, ketika bertemu lagi, ia bertanya: Apa yang menghalangimu datang kepadaku? Aku menjawab: Aku telah datang kepadamu. Aku mengucap salam tiga kali di depan pintumu. Setelah tidak ada jawaban, aku kembali. Sebab, Rasulullah saw. telah bersabda: Apabila salah seorang di antara kalian minta izin tiga kali dan tidak mendapatkan jawaban, maka hendaklah ia kembali. (Shahih Muslim No.4006)
Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra. bahwa:
Ketika Abu Musa datang kepada Umar bin Khathab, ia mengucap: Assalamu`alaikum, ini Abdullah bin Qais, tetapi tidak ada jawaban, maka sekali lagi ia mengucap: Assalamu`alaikum, ini Abu Musa. Assalamu`alaikum ini Al-Asy`ari. Ketika ia berbalik hendak pulang, Umar muncul dan berkata: Kembali! Kembalilah kemari! Setelah Abu Musa ra. datang, Umar bertanya: Hai Abu Musa ra.! Mengapa engkau cepat-cepat hendak pulang? Kami sedang melakukan suatu pekerjaan. Abu Musa ra. berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Minta izin itu tiga kali. Jika engkau mendapat izin, maka engkau boleh masuk tetapi kalau tidak, maka pulanglah. (Shahih Muslim No.4010)

7. Makruh menjawab dengan kata "aku" bagi orang yang minta izin ketika ditanya "siapa ini?"
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Aku datang mengunjungi Nabi saw. lalu menyapa kemudian Nabi saw. bertanya: Siapa ini? Aku menjawab: Aku. Nabi saw. lalu keluar seraya berucap: Aku, aku. (Shahih Muslim No.4011)

8. Haram memandang ke dalam rumah orang lain
Hadis riwayat Sahal bin Saad As-Saidi ra.:
Bahwa seorang lelaki mengintip pada lubang pintu Rasulullah saw. Ketika itu Rasulullah saw. membawa sisir yang beliau gunakan untuk menggaruk kepala. Pada waktu Rasulullah saw. melihat orang itu, beliau bersabda: Seandainya aku tahu engkau memandangku tentu aku tusukkan sisir ini ke matamu. Rasulullah saw. juga bersabda: Sesungguhnya disyariatkan minta izin itu (memasuki rumah) hanyalah untuk menghindari penglihatan. (Shahih Muslim No.4013)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa seseorang melongok dari salah satu bilik Nabi saw. kemudian Nabi saw. beranjak menghampirinya dengan membawa anak panah bermata lebar. Aku seakan-akan melihat Rasulullah saw. mengintai hendak menikamnya. (Shahih Muslim No.4015)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Barang siapa melongok ke dalam rumah suatu kaum tanpa izin mereka, maka mereka boleh mencungkil matanya. (Shahih Muslim No.4016)

1.        Sesungguhnya seorang mukmin mengambil (melaksanakan) adab dari Allah. Kalau Allah meluaskan adab baginya maka akan luas adabnya dan menyempitkannya (menahan dan tidak memberinya adab) maka sempitlah adabnya. (HR. Al Hakim)
2.        Nabi Saw lebih malu daripada seorang gadis dalam pingitannya. (HR. Bukhari)
3.        Berhati-hatilah dengan telanjang karena ada (makhluk) yang selalu menyertai kamu (malaikat) yang tidak meninggalkan kamu kecuali kalau kamu buang hajat dan bersenggama dengan keluarga (istri). Malulah terhadap mereka dan hormati mereka. (HR. Tirmidzi).
4.        Aurat mukmin terhadap mukmin yang lain haram (HR. Ath-Thahawi)
5.        Jagalah auratmu kecuali terhadap isterimu atau budak wanita yang kamu miliki. Aku bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana kalau dia sedang sendirian?" Nabi Saw menjawab, "Allah lebih berhak (patut) kamu malui." (HR. Bukhari) .
6.        Sesungguhnya Allah indah dan senang kepada keindahan. Bila seorang ke luar untuk menemui kawan-kawannya hendaklah merapikan dirinya. (HR. Al-Baihaqi)
7.        Apabila kamu memelihara rambut hendaklah dimuliakan. (HR. Abu Dawud dan Ath-Thahawi)
            Penjelasan: (Rambut itu hendaklah disisir, dirapikan dan tidak acak-acakan).
8.        Seorang bertanya kepada Nabi Saw, "Islam yang bagaimana yang baik?" Nabi Saw menjawab, "Membagi makanan (kepada fakir-miskin) dan memberi salam kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya." (HR. Bukhari)
9.        Yang muda mendahului memberi salam kepada yang tua, yang lewat kepada yang duduk dan yang berjumlah sedikit kepada yang banyak. (HR. Bukhari)
10.      Rasulullah Saw melarang orang kencing di air yang tidak mengalir. (HR. Muslim)
11.      Berhati-hatilah duduk-duduk di pinggir jalan. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bagi kami sesuatu yang tidak dapat kami tinggalkan. Dalam berkumpul (majelis) itu kami berbincang-bincang." Nabi Saw menjawab, "Kalau memang suatu keharusan maka berilah jalanan itu haknya." Mereka bertanya lagi, "Apa yang dimaksud haknya itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Palingkan pandanganmu (dari memandang kaum wanita) dan jangan menimbulkan gangguan. Jawablah tiap ucapan salam dan beramar ma'ruf nahi mungkar." (HR. Bukhari dan Muslim)
12.      Nabi Saw mendatangi serombongan orang yang sedang duduk-duduk di pinggir jalan lalu beliau berkata, "Kalau memang harus kamu lakukan maka balaslah ucapan salam dan tolonglah orang yang dizhalimi. Tunjuki jalan bagi orang yang bertanya. (HR. Abu Dawud)
13.      Janganlah kamu kencing ke dalam lobang (tanah). (HR. An-Nasaa'i)
Keterangan:
Karena bisa jadi lubang tersebut merupakan sarang serangga atau binatang lainnya, selain itu lubang tidak dapat mengalirkan air kencing sehingga bisa menjadi sumber penyakit.
14.      Sesungguhnya pria yang berpakaian sutera tidak akan memperoleh bagiannya di akhirat. (HR. Bukhari)
            Keterangan:
Pakaian sutera dan pakaian yang dibordir dengan sutera (yang terdapat suteranya) diharamkan untuk kaum pria (muslimin), namun diperbolehkan untuk kaum wanita (muslimah). Khusus untuk kaum pria yang mempunyai penyakit gatal-gatal (penyakit exim) yang umumnya sering menggaruk-garuk kulit yang gatal tersebut, maka menggunakan pakaian sutera diperbolehkan untuk mereka. Hal tersebut pernah dialami oleh Zubair dan Abdurrahman bin 'Auf, dan Rasulullah pun mengizinkannya
15.      Segala urusan yang tidak didahului dengan memuji Allah kurang (tidak ada) kebaikannya. (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi)
16.      Rasulullah Saw melarang kami memaksa (menyiksa) diri. (HR. Abu Hanifah)

Sumber:
http://hadith.al-islam.com/bayan/Tree.asp?Lang=IND
1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
.:: HaditsWeb ::.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambahkan komentar anda dengan santun